Pentingnya Belajar Active Listening
- Memberikan perhatian penuh;
- Tidak menginterupsi seorang yang berbicara;
- Menunjukkan kepercayaan;
- Memberikan respon verbal dan non verbal;
- Tidak melakukan judgemental.
- Mampu mengenali perasaan diri sendiri;
- Mampu membaca perasaan orang lain;
- Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri;
- Tidak mudah baper (baca: tersinggung);
- Cenderung menjadi pendengar yang baik;
- Berpikiran secara terbuka dan mampu menerima pendapat orang lain;
- Tidak malu untuk minta maaf duluan.
5 Cara Meningkatkan Keterampilan Active Listening
- Tidak melakukan judgemental
- Memberikan respon sesuai dengan kebutuhan lawan bicara
- Menunjukkan kepercayaan
- Kamu sudah berjuang sejauh ini, kamu hebat banget!
- Aku ikut sedih dengan apa yang kamu rasakan, butuh pelukan?
- Terima kasih sudah memilih aku untuk berbagi cerita, ada hal lain lagi yang bisa aku bantu?
Teknik dalam Active Listening
- Bersikap terbuka pada setiap kemungkinan, tidak bermudah-mudahan menganggap seseorang berlebihan atau over reacting
- Menunjukkan empati pada masalah yang dihadapi lawan bicara
- Tingkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi dengan orang yang berbeda-beda
- Sadari jika terdapat pikiran melakukan judge kepada orang lain, lalu hilangkan segera pikiran tersebut
- Ekspresi terkejut, kesal, sedih, bahagia, haru, dan lain-lain;
- Dahi yang mengernyit;
- Bola mata menghadap kiri, kanan, bawah, atau atas;
- Anggukan kepada;
- Mulut yang bergerak tanpa bersuara.
Langkah-langkah Meningkatkan Keterampilan Active Listening
Di dalam diri manusia terdapat emosi
yang banyak jenisnya. Seseorang bisa jadi menangis untuk mengekspresikan rasa
sedih, terlalu bahagia, ketakutan,tertekan, dan lainnya.
Uniknya dari menangis, kamu jadi
dapat mengidentifikasi ternyata air mata terbagi menjadi 3 kategori, yaitu reflex tears atau air mata yang keluar
ketika terkena debu atau kotoran yang masuk ke dalam mata, sehingga dengan
bantuan air mata kotoran tersebut dapat keluar dengan mudah. Kedua adalah continous tears atau disebut juga air
mata basal yang berfungsi untuk terus melembabkan, menutrisi dan menjaga mata
agar terindar dari infeksi. Ketiga adalah emotional
tears atau air mata emosional yang berkaitan dengan perasaan sedih atau
senang.
Banyak orang berpikir bahwa menangis
menandakan kelemahan, terlebih bagi kaum pria. Sebuah studi di Amerika
menunjukkan data bahwa rata-rata wanita menangis sebanyak 3.5 kali dalam satu
bulan, sedangkan laki-laki hanya sekitar 1.9 kali. Pernahkan kamu merasa lebih
tenang setelah mengekspresikan diri? Itulah dia salah satu manfaat menangis,
simak lebih dalam yuk!
- Membantu Lebih Tenang
Menangis mungkin bisa jadi salah
satu coping mekanisme diri ketika kamu menghadapi sebuah masalah besar. Sekali
lagi, kamu bukan orang cengeng hanya gara-gara menangis. Penelitian membuktikan
bahwa manfaat menangis adalah dapat mengaktifkan parasympathetic nervous
systems atau sistem saraf parasimpasis (PNS) yang memperlambat detak jantung
sehingga membuat tubuhmu lega. Tidak butuh waktu lama, kamu akan merasa lebih
baik dari sebelumnya.
- Mengurangi Stres
Dalam salah satu penelitian
mengungkapkan bahwa manfaat menangis adalah merangsang produksi hormon
endorfin, yaitu jenis hormon yang mampu membuat kamu jadi merasa lebih baik,
mengurangi stres dan tekanan. Selain itu, dengan menangis dapat menekan produksi
hormon kortisol yaitu jenis hormon yang berkaitan dengan stres dalam tubuh.
- Mendapat Dukungan
Ketika kamu merasa sedih yang
mendalam atau berkabung, tidak mengapa jika orang-orang-orang disekitarmu
mengetahuinya, karena dengan begitu mereka dapat memberikan respon yang tepat
yaitu memberikan dukungan kepadamu. Ketika kamu bayi, menangis adalah salah
satu cara mendapatkan bantuan dari orang lain seperti makan atau popok baru.
Maka ketika kamu dewasa, menangis juga dapat membantumu memperoleh bantuan
orang lain. Orang-orang disekitarmu tidak seapatis itu. Mereka peduli kepadamu.
- Mengembalikan Keseimbangan
Emosional
Menangis bukan hanya untuk sesuatu
yang menyedihkan. Terkadang manusia menangis dalam berbagai situasi seperti
bahagia yang berlebih, ketakutan, dan stres. Penelitian di Yale University
menunjukkan bahwa dengan menangis dapat membantu mengembalikan keseimbangan
emosional. Hal ini adalah cara tubuh untuk memulihkan diri dari pengalaman
emosional yang luar biasa.
Banyak orang takut untuk menangis atau khawatir ketika orang lain mengetahuinya. Salah satu alasannya adalah karena stigma bahwa hal ini menunjukkan kelemahan dan ketidakberdayaan seseorang. Namun nyatanya, ada berbagai macam menfaat menangis yang dapat kamu rasakan lho! Jadi kamu dapat memikirkan ulang untuk berbuat baik pada dirimu sendiri yaitu dengan mengekspresikan diri.
oleh: Baiq Ramdyanti
Saat kita mengalami situasi sulit, banyak cara yang kita lakukan untuk menghadapinya. Ada cara yang sehat, namun ada cara yang justru menimbulkan masalah baru. Berbagai cara ini dikenal dengan istilah mekanisme coping.
Gangguan mental berkontribusi sekitar 23 persen terhadap beban kesehatan mental dunia. Tingginya angka prevalensi gangguan mental berdampak kepada beban sosial dan ekonomi, terlebih hanya sekitar 10 persen yang mendapatkan penanganan professional. Masalah serius lainnya terkait gangguan mental adalah kentalnya stigma terhadap para penyintas.
Berdasarkan artikel analisis dari Fakultas Psikologi UGM berjudul “Literasi Kesehatan Mental dan Sikap Komunitas sebagai Prediktor Pencarian Pertolongan Formal” dikemukakan, gangguan mental merupakan salah satu tantangan kesehatan global yang memiliki dampak signifikan lantaran prevalensi yang tinggi serta penderitaan hebat yang ditanggung oleh individu penyintas, keluarga, komunitas, bahkan negara.
World Health Organization (WHO) menyatakan, pada 1990, gangguan mental dan neurologis berkontribusi sebesar 10 persen dari total Disability Adjusted Life Years (tahun yang dihabiskan seseorang dalam kondisi disabilitas), lantas pada 2000 menjadi 12 persen dan perkirakan meningkat hingga 15 persen pada 2020.
Sementara itu, mengacu kepada Riset Kesehatan Dasar, prevalensi gangguan jiwa berat nasional sekitar 1,7 per mil, artinya 1 – 2 orang dari 1.000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa. Angka bunuh diri di Indonesia juga terus meningkat hingga sempat mencapai 1,6 – 1,8 tiap 100.000 penduduk, kejadian bunuh diri tertinggi berada pada kelompok usia remaja dan dewasa muda (15 – 24 tahun).
Adapun, stigma terhadap penyintas kesehatan mental merupakan perkara yang semakin memperkeruh kondisi di lapangan. Bahwa penggunaan layanan kesehatan mental kerap terhalang stigma kepada penyintas, ini datang baik dari diri individu sendiri maupun lingkungan sosial.
Stigma adalah persepsi negatif yang dikenakan kepada penyintas gangguan mental. Salah satu manifestasi stigma, yakni ketika penyintas gangguan mental justru dipasung dengan cara diisolasi dari masyarakat akibat rasa malu yang dirasakan internal keluarga.
Seluruh kondisi yang ada selayaknya menyadarkan berbagai pihak bahwa sudah saatnya penggunaan layanan kesehatan mental dibuat maksimal dengan cara mengedukasi agar masyarakat lebih sadar terhadap pentingnya mental health. Bahwa, mencari pertolongan profresional merupakan opsi yang wajar ditempuh bagi seseorang dengan gangguna mental, ini bukan kelemahan apalagi aib.
Salah satu faktor yang menghambat pencarian pertolongan formal terkait gangguan mental adalah rendahnya pengetahuan mengenai gangguan mental itu sendiri. Rendahnya pengetahuan ditunjukkan dari ketidakmampuan dalam identifikasi kesehatan mental yang dimiliki seseorang, atau konsepsi keliru mengenai gangguan mental sehingga orang cenderung mencari pertolongan informal.
Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan mental. Dan, Selamat Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2020. “Asking for help is a courageous step”