Ada 16 kelas seru dan layanan kesehatan mental yang bisa kamu dapatkan di #MentalHealthFest2018, acara kesehatan mental terbesar di Jakarta. Tiket terbatas, yuk beli segera!
Info lanjut www.mhfest.id
Tiket: bit.ly/mhfest2018
#WorldMentalHealthDay
#TalkAboutIt
Info lanjut www.mhfest.id
Tiket: bit.ly/mhfest2018
#WorldMentalHealthDay
#TalkAboutIt
We acknowledge the existence of mental health community. We raise awareness regarding the importance of mental health in life. We decrease the stigma towards mental health in our community. Last but not least, we wish you Happy World Mental Health Day!
#WorldMentalHealthDay
#Indonesia
Picture & Caption by: @sehatmental.id
Picture & Caption by: @sehatmental.id
Yuk, ketemu dengan berbagai komunitas dan organisasi di bidang kesehatan mental di #MentalHealthFest2018
Masing-masing akan menyediakan aktivitas yang nggak cuma seru, tapi juga edukatif, informatif, dan bermanfaat.
Ada sedikit bocoran nih, tentang aktivitas Exhibition MHF 2018. Biar temen-temen makin semangat
- Tes minat & bakat
- Tes kondisi stress
- Pengetahuan seputar kesehatan mental
- Informasi layanan kesehatan mental professional
- Produk yang dapat membantu pemulihan kondisi kesehatan mentalmu dan produk yang dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental
Kebayang kan kalau ini menarik banget?
Yang paling penting, hal yang kamu dapat di Exhibiton tidak hanya berhenti di Main Event MHF 2018 di tanggal 13 Oktober nanti, tapi juga berdampak sampai seterusnya.
So, gak mikir dua kali kan untuk datang Main Event MHF 2018!
Penasaran nggak sih, Exhibition #MentalHealthFest2018 itu apa dan akan ngapain aja?
Sejalan dengan misi @Sehatmental.id untuk kegiatan preventif dan promotif, diadakan exhibition yang menghadirkan komunitas penyintas kesehatan mental dan organisasi yang menyediakan layanan profesional.
Pingin tau siapa aja sih mereka?
Pantau terus sosial media @Sehatmental.id ya!
Sebagian Peserta KumBar |
Pada tanggal 22 September 2018, BCI mengadakan acara Kumpul Bareng di Dapurraya, Pasaraya Blok M. Dalam Kumbar kali ini ada sekitar 20 member yang hadir saling bercerita mengenai banyak hal mulai dari yang berhubungan dengan bipolar sampai isu terkini yang sedang happening.
Salah satu topik yang dibahas adalah "bagaimana perasaan setelah mendapat diagnosis bipolar". Salah satu peserta KumBar mengatakan bahwa rasanya dunia seperti runtuh. Peserta lain mengatakan bahwa dirinya jadi semakin drop karena memikirkan bagaimana masa depannya, namun seiring berjalannya waktu menjadi lebih bisa menerima karena mendapat edukasi dan pengertian dari psikiater. Ada juga yang mengatakan justru lebih lega karena paling tidak sudah jelas mengapa selama ini mengalami moodswing. Ternyata respon seorang penyintas saat pertama didiagnosa bipolar sangat beragam.
Ingin gabung dengan keseruan kami berikutnya ? Tunggu informasi selanjutnya yah mengenai acara KumBar. :)
Apa yang muncul di benak anda saat mendengar “gangguan jiwa” ? Mungkin ada yang menjawab gila, stress, kerasukan setan dan lainnya. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa ? Siapa yang bisa mengalami gangguan jiwa ? Mengapa bisa terjadi ? Bagaimana gejalanya ? Apakah bisa diobati ? Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai gangguan jiwa, kita harus mengerti konsep sehat jiwa.
Orang yang sehat jiwanya, secara umum ditandai dengan :
- Perasaan sehat dan bahagia
- Mampu menghadapi tantangan hidup
- Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
- Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain
- Perasaan sehat dan bahagia
- Mampu menghadapi tantangan hidup
- Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
- Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Jadi, kesehatan jiwa meliputi bagaimana perasaan seseorang terhadap dirinya, orang lain, dan bagaimana ia mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-harinya. Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan semua orang.
Lalu, apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa ? Gangguan jiwa adalah gangguan yang ditandai oleh terganggunya pikiran, perasaan, atau tingkah laku. Gangguan tersebut menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari ( personal, sosial, pekerjaan ) baik bagi penderitanya maupun lingkungan.
Gangguan jiwa dapat mengenai siapa saja, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial ekonomi. Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi maupun lemah iman. Banyak masyarakat yang belum mengerti konsep sehat jiwa dan gangguan jiwa, sehingga muncul kepercayaan atau mitos yang salah. Pada akhirnya timbulah stigma negatif kepada penderita gangguan jiwa, yang memperburuk keadaan dan proses pemulihan dari penderitanya.
Mengapa bisa terjadi gangguan jiwa ? Sampai saat ini, penyebab pasti dari gangguan jiwa belum diketahui. Tetapi para ilmuwan terus melakukan penelitian-penelitian yang perlahan mengungkap apa yang bisa menjadi penyebab gangguan jiwa. 3 faktor yang berkontribusi menyebabkan gangguan jiwa adalah :
- Keturunan ( genetik ) dan biologi ( ketidakseimbangan zat kimia di otak dan perubahan
struktur otak
- Psikologis
- Lingkungan dan situasi kehidupan sosial
- Keturunan ( genetik ) dan biologi ( ketidakseimbangan zat kimia di otak dan perubahan
struktur otak
- Psikologis
- Lingkungan dan situasi kehidupan sosial
Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi atau terjadi bersamaan sehingga timbulah gangguan jiwa. Lalu bagaimana gejalanya ?
Gangguan Pikiran
Contoh dari gangguan pikiran adalah :
- Pikiran yang berulang-ulang
- Pikiran tentang sakit dan penyakit yang berlebihan
- Pikiran tentang ketakutan yang tidak masuk akal ( irasional )
- Waham ( suatu keyakinan atau kepercayaan yang keliru atau salah, tidak konsisten dengan
kecerdasan dan latar belakang budaya penderita, dan tidak bisa diubah walaupun sudah
dibawa ke penalaran dan kearah fakta ). Misalnya, merasa dirinya adalah agen FBI yang
ditunjuk Tuhan untuk memata-matai pejabat negara.
- Gangguan persepsi ( halusinasi ) yaitu mendengar suara bisikan atau melihat bayang-
bayang yang tidak ada obyeknya. Misalnya, mendengar suara-suara yang memerintahkan
penderita untuk menghancurkan isi rumahnya.
- Pikiran yang berulang-ulang
- Pikiran tentang sakit dan penyakit yang berlebihan
- Pikiran tentang ketakutan yang tidak masuk akal ( irasional )
- Waham ( suatu keyakinan atau kepercayaan yang keliru atau salah, tidak konsisten dengan
kecerdasan dan latar belakang budaya penderita, dan tidak bisa diubah walaupun sudah
dibawa ke penalaran dan kearah fakta ). Misalnya, merasa dirinya adalah agen FBI yang
ditunjuk Tuhan untuk memata-matai pejabat negara.
- Gangguan persepsi ( halusinasi ) yaitu mendengar suara bisikan atau melihat bayang-
bayang yang tidak ada obyeknya. Misalnya, mendengar suara-suara yang memerintahkan
penderita untuk menghancurkan isi rumahnya.
Gangguan Perasaan
Contoh dari gangguan perasaan adalah :
- Cemas berlebihan dan tidak masuk akal
- Sedih yang berlarut-larut
- Gembira yang berlebihan
- Marah yang tidak beralasan
- Cemas berlebihan dan tidak masuk akal
- Sedih yang berlarut-larut
- Gembira yang berlebihan
- Marah yang tidak beralasan
Gangguan Tingkah Laku
Contoh dari gangguan tingkah laku adalah :
- Gaduh gelisah, mengamuk
- Perilaku yang terus diulang
- Perilaku yang kacau ( tanpa busana, menarik diri, dll )
- Gangguan perkembangan pada anak ( kesulitan belajar, gangguan berbahasa, tidak bisa
diam, tidak dapat bergaul, dll )
- Gaduh gelisah, mengamuk
- Perilaku yang terus diulang
- Perilaku yang kacau ( tanpa busana, menarik diri, dll )
- Gangguan perkembangan pada anak ( kesulitan belajar, gangguan berbahasa, tidak bisa
diam, tidak dapat bergaul, dll )
Gejala-gejala yang disebutkan diatas menjadi penderitaan atau keluhan tersendiri. Misalnya, menjadi sulit atau terlalu banyak tidur dan makan, sulit berkonsentrasi, pusing, tegang, sakit kepala, berdebar-debar, keringat dingin, sakit ulu hati, mual, muntah, berkurangnya gairah kerja dan gairah seksual, dll.
Selain itu, fungsi pekerjaan dan sosialnya juga terganggu. Misalnya, sering melakukan kesalahan pada pekerjaan, sering bolos sekolah, prestasi sangat menurun, pekerjaan tidak selesai-selesai, hasil kerja tidak sempurna, sering ditegur atasan, sering bentrok dengan rekan kerja, tidak ingin bertemu dengan orang lain, menarik diri dari pergaulan, dll.
Berikut adalah beberapa jenis gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat :
Skizofrenia
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang banyak terdapat dalam masyarakat dan sering dikonotasikan dengan keadaan gila. Skizofrenia termasuk dalam gangguan psikotik. Gangguan psikotik adalah gangguan yang ditandai dengan hilangnya kemampuan menilai realita, terdapat waham dan halusinasi. Tetapi, tidak semua gangguan psikotik adalah skizofrenia. Gejala yang sering ditemukan pada pasien skizofrenia antara lain terdapat waham dan halusinasi, tingkah laku yang terganggu atau kacau, dan disertai gangguan emosi atau perasaan ( emosinya datar ). Gejala-gejala tersebut biasanya muncul di usia dewasa muda. Jika tidak ditangani dengan baik, maka perjalanan penyakitnya bisa semakin buruk. Jika ditangani dengan benar dari awal, gejala bisa berkurang dan berangsur membaik walaupun ada yang meninggalkan gejala sisa. Penderita skizofrenia masih bisa tetap produktif. Banyak penderita skizofrenia yang berobat dengan teratur, lalu sekarang bisa hidup normal seperti biasa, bekerja dan berkeluarga.
Depresi
Sedih adalah hal yang pasti semua orang pernah rasakan. Bagaimana seseorang dikatakan sampai depresi ? Seseorang dikatakan depresi jika kesedihan tersebut begitu mendalam, menetap selama minimal 2 minggu, mengalami rasa tertekan yang begitu beratnya, sehingga yang bersangkutan terganggu fungsinya dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti kuliah atau kerja. Gejala dasar depresi pertama adalah tertekannya perasaan. Hal ini terlihat dari tidak peduli terhadap dirinya, mudah menangis, hilangnya minat terhadap hal yang menyenangkan. Kedua, sulit berpikir. Diperlihatkan dalam sikap acuh tak acuh dan susah untuk konsentrasi. Ketiga, kelambatan psikomotor. Yaitu, gerakannya lambat dan tidak bergairah, biasa terlihat dalam tingkah lakunya. Seseorang yang mengalami depresi seringkali diremehkan oleh lingkungannya, diminta untuk melawan perasaannya atau banyak ibadah. Tidak semudah itu untuk bangkit dari depresi. Perlu konsultasi kepada yang ahli untuk membantu penderita depresi bangkit. Selain itu, pengertian dan dukungan lingkungan juga merupakan faktor yang penting dalam pemulihan depresi selain bantuan obat dan psikoterapi.
Bipolar
Jika depresi gejalanya adalah kesedihan yang mendalam, maka bipolar adalah gabungan dari depresi dan manik ( gembira berlebihan ), sesuai dengan namanya. Bi = dua. Polar = kutub. Bipolar = dua kutub, yaitu manik dan depresi. Manik dan depresi tersebut datang silih berganti dalam periode, frekuensi, dan pola yang bisa berbeda-beda tiap orangnya, kadang ada periode normal diantaranya. Gangguan ini belum banyak dikenal orang. Padahal gangguan ini bisa menyebabkan penurunan produktivitas, masalah dalam hubungan dengan orang lain, kehilangan yang cukup banyak dalam ekonomi, dan resiko yang tinggi untuk melakukan tindakan berbahaya baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Seperti apa manik itu ? Pada dasarnya manik adalah kondisi dimana perasaan atau mood seseorang meningkat. Merasa senang berlebihan, minat dan ide yang sangat banyak, berenergi atau semangat, dan cenderung tidak bisa diam. Keadaan tersebut minimal bertahan selama 4 hari. Gambaran lain dari manik adalah biasanya seseorang yang manik banyak bicara ( kadang susah disela saat bicara ), hiperaktif, mudah marah, bicara jadi lebih lantang, cepat, dan sulit dimengerti. Seringkali juga pembicaraannya loncat-loncat dari satu hal ke hal yang lain. Seseorang yang manik sangat mudah dialihkan perhatiannya, kepercayaan diri dan optimismenya tinggi, kadang disertai waham ( misalnya merasa dirinya orang paling kaya di dunia ). Tidak hanya itu, seseorang yang manik juga bisa merugikan dirinya sendiri seperti melakukan tindakan sembrono tanpa berpikir panjang ( kebut-kebutan, seks bebas ), investasi bisnis dimana-mana tanpa perhitungan karena sangat yakin akan sukses, membagi-bagikan uang, belanja berlebihan, dll. Selain manik, ada istilah hipomanik. Yaitu sebutan untuk episode manik yang lebih ringan. Jika digambar grafik, gunung hipomanik tidak setinggi manik. Tapi bisa meningkat menjadi manik. Ada juga istilah campuran ( mixed ) dimana manik dan depresi terjadi dalam waktu bersamaan. Atau ada istilah siklus cepat untuk manik dan depresi yang bergantian sangat cepat selama perjalanan penyakitnya. Berada dalam pergantian mood yang ekstrem seperti manik dan depresi tentu tidak mudah. Tetapi dengan penanganan yang tepat yaitu kombinasi dari terapi obat, psikoterapi, dan dukungan lingkungan, penderita bipolar bisa berfungsi normal tanpa gejala, walaupun kemungkinan untuk kambuh tetap ada. Bipolar lebih dari sekedar ‘moody’. Penderitanya perlu pertolongan dan dukungan.
Gangguan Cemas
Yang dimaksud gangguan cemas adalah rasa cemas yang berlebihan, tidak masuk akal, misalnya cemas akan terjadi sesuatu yang tak menyenangkan, padahal tidak ada yang perlu dicemaskan. Selain dari gejala diatas, terdapat pula gejala kecemasan atau ketegangan seperti ketegangan mental dan fisik. Ketegangan mental misalnya bingung, rasa tegang, gugup, dan sulit memusatkan perhatian. Ketegangan fisik misalnya gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak bisa santai. Ada juga gejala fisik seperti pusing, berkeringat, denyut jantung cepat atau keras, mulut kering, dan nyeri perut. Didalam gangguan cemas dibagi lagi menjadi fobia, gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif, dll. Sebagai contoh, seseorang sedang berbelanja di supermarket, lalu ia terpisah dengan temannya. Tiba-tiba ia merasa ketakutan, asing dengan dunianya, berdebar, keringat dingin, takut sesuatu buruk akan menimpa dirinya, pusing, dan seperti ingin pingsan. Ia khawatir berlebihan akan hal yang tidak masuk akal, padahal jika terpisah dengan temannya di supermarket bisa dihubungi lewat handphone atau menunggu di kasir dan sebagainya. Serangan ini disebut gangguan panik jika terjadi berkali-kali dan serangannya berat dalam 1 bulan.
Psikosomatik
Psikosomatik adalah keluhan fisik yang didasari adanya proses psikologis yang berkaitan dengan mekanisme adaptasi stres di sistem otak terutama di bagian bernama Hipotalamus serta jalurnya yang menuju organ penghasil hormon-hormon tubuh. Pada suatu kondisi stres yang berlangsung lama, daya tahan adaptasi manusia terhadap stres berkurang sehingga mengaktifkan sistem ‘alarm’ stres di otak yang berkaitan dengan hormon stres ( kortisol ), adrenalin, serta sistem saraf yang mengatur kerja organ-organ tubuh. Karena itu gejala yang timbul adalah gejala-gejala fisik, walaupun tidak ditemukan kelainan jika dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan seperti rekam jantung, USG, dll. Semuanya merupakan proses psikologis yang berkaitan dengan sistem hormonal dan zat kimia otak pengatur organ-organ tubuh. Banyak orang mengeluh sakit ini itu yang tidak sembuh-sembuh, bolak-balik ke dokter untuk keluhan yang sama, menghabiskan biaya besar untuk berbagai cek laboratorium, tapi hasilnya normal. Jika seperti itu perlu dipikirkan apakah ada stres berkepanjangan yang bisa jadi merupakan sumber dari keluhan itu. Dan kadang stresnya tidak harus berupa hal yang jelas. Untuk kasus-kasus psikosomatis, seringkali dokter memberikan obat yang memang berpotensi menyebabkan ketergantungan. Karena itu, sebaiknya konsultasikan kepada dokter yang ahli dalam menangani kasus psikosomatis yaitu dokter spesialis kejiwaan ( psikiater ). Selain mengerti masalah kejiwaan, psikiater juga mengerti dan biasa menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis terkontrol dan pemberiannya selalu dipantau. Biasanya bukan merupakan obat untuk selamanya, tetapi hanya digunakan sementara dan ada waktu maksimalnya agar tidak menimbulkan efek ketergantungan. Memang ketergantungan obat merupakan salah satu alasan mengapa banyak orang tidak mau mencari pertolongan dari psikiater. Padahal pada dasarnya tidak ada seorang psikiater yang ingin mencelakai pasiennya. Pasien-pasien gangguan jiwa memang butuh obat untuk menyeimbangkan zat kimia di otaknya. Dan setiap pasien berbeda. Semua akan berjalan baik jika rutin berkonsultasi.
Kira-kira seperti itu gambaran beberapa jenis gangguan jiwa yang biasa ditemukan. Gangguan jiwa dapat diobati, apalagi jika diketahui sejak awal. Perhatikan tingkah laku anggota keluarga atau teman, jika ada perubahan, segera telusuri, apakah ada sesuatu yang menyebabkannya.
Konsultasikan kepada ahlinya jika menemukan keluarga, teman, kerabat yang mengalami gangguan jiwa. Psikolog membantu memahami perilaku manusia, apapun bentuk perilaku itu. Psikolog mempelajari bagaimana manusia berpikir, bagaimana perasaan manusia, dan bagaimana seseorang menunjukan perilaku ketika menghadapi situasi tertentu. Psikolog membantu dengan percakapan konseling agar orang yang mengalami masalah itu menjadi lebih mengenal dirinya dan mengerti permasalahannya. Jika menurut psikolog masalahnya menyangkut gangguan kejiwaan, maka yang dinilai lebih ahli untuk menangani adalah psikiater. Psikiater adalah dokter yang mengambil spesialis kesehatan jiwa. Psikiater berhak memberi obat-obatan yang diperlukan penderita gangguan jiwa jika memang dianggap perlu dan bisa memberikan psikoterapi.
Adanya pikiran atau perasaan yang mengganggu dapat membebani seseorang. Apabila ada yang mau mendengarkan, berbagi rasa, berbagi cerita, lalu membantu menyelesaikan sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya, akan sangat menolong. Perhatian dan kepedulian adalah bantuan yang diperlukan untuk mereka yang mengalami gangguan jiwa. Mari tingkatkan kepeduliaan kita untuk kesehatan jiwa.. ( VA )
Sumber :
Buku Pedoman Kesehatan Jiwa – Kementerian Kesehatan RI
Pengantar Psikiatri – dr. Hervita Diatri, Sp.KJ
Mengenal Perasaan Kita – dr. Hervita Diatri, Sp.KJ
Tanda dan Gejala Klinis Psikiatri – dr. Hervita Diatri, Sp.KJ dan dr. Suryo Dharmono, Sp.KJ
Psikosomatis, Apakah Itu Berbahaya ? – dr. Andri, Sp.KJ
Gangguan Alam Perasaan – Prof. Dr. H. Ayub Sani Ibrahim, Sp.KJ ( K )
Skizofrenia, Spitting Personality - Prof. Dr. H. Ayub Sani Ibrahim, Sp.KJ ( K )
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III – dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Psikolog, Sahabat Sejati Dalam Suka dan Duka – Aril Halida, M.Psi
BIPOLAR CARE INDONESIA
RAISE mental health awareness, CARE for each other, TOGETHER for better life.
Fear in Hesitation
110x110 cm, Akrilik diatas Kanvas
Dancing Starts
60x40 cm, AKrilik diatas Kanvas
Leave
50x80 cm, Akrilik diatas Kanvas
Vindy adalah pendiri Bipolar Care Indonesia yang juga merupakan seorang seniman. Karyanya merupakan bentuk terapi untuk gangguan bipolar yang ia rasakan.
Selain melukis dan menggambar, Vindy juga menulis. Karyanya dapat dilihat di
https://my.w.tt/nRbKr7aMa6
Seorang boss berjalan dengan gagah, mendongakkan kepala dan membusungkan dada. Seolah ia orang paling hebat. Di kantor hanya bisa menyuruh-nyuruh sesuai egonya, tidak mau mendengarkan orang lain, sehingga tidak disukai staff bawahannya. Lama-lama ia stress karena melihat respon orang yang semakin lama semakin tidak sesuai dengan yang ia inginkan. Secara fisik ia sehat bugar, terlihat mampu menjalani tugasnya sebagai pemimpin. Tapi apakah jiwanya sehat ? Apa definisi sehat itu ?
UU Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 menyebutkan sehat adalah keadaan sejahtera dari fisik, jiwa, dan sosial, serta produktif secara ekonomi. Sedangkan WHO menyebutkan ada 4 komponen. 3 komponen utamanya adalah sehat fisik, sehat jiwa, dan sejahtera sosial. Lalu ada sehat spiritual sebagai tambahan. Jadi, seseorang yang sehat tidak hanya dilihat dari fisiknya saja. Tetapi jiwa seseorang juga perlu diperhatikan. Sayangnya banyak yang tidak menyadari hal kesehatan jiwa ini.
Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Orang yang sehat jiwa dapat mempercayai orang lain dan senang menjadi bagian dari suatu kelompok. Bagi mereka, kehidupan ini penuh arti. Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang.
Kesehatan jiwa meliputi :
Bagaimana perasaan seseorang terhadap dirinya
Bagaimana perasaan seseorang terhadap orang lain
Bagaimana caranya ia mengatasi stres yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
Ciri orang sehat jiwa antara lain :
# Merasa nyaman dengan dirinya
- Mampu mengatasi berbagai perasaan seperti marah, takut, senang, dll.
- Mampu mengatasi kekecewaan dalam kehidupan.
- Mempunyai harga diri yang wajar
- Menilai dirinya secara nyata, tidak merendahkan tidak pula berlebihan
- Merasa puas dengan kehidupan sehari-hari
# Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain
- Mampu mencintai dan menerima cinta dari orang lain
- Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
- Mampu mempercayai orang lain
- Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
- Merasa menjadi bagian dari kelompok
- Tidak mengakali orang lain dan tidak membiarkan dirinya diakali orang lain
Tidak ada batasan yang tegas antara orang yang sehat jiwa dan yang terganggu jiwanya. Tetapi terdapat suatu kesinambungan yang disebut derajat kesehatan jiwa ( sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat, sakit ). Tidak semua orang selalu mempunyai ciri jiwa yang sehat sepanjang hidupnya. Setiap orang dapat mengalami berbagai ragam derajat kesehatan jiwa.
Nah, sekarang mari kita sama-sama melihat kedalam diri, apakah kita sudah sehat sepenuhnya ? Tak usah berkecil hati jika ternyata belum sehat sepenuhnya. Banyak orang yang sedang berjuang untuk sehat diluar sana. Hargai dan sayangi sesama dengan proses dan jalan hidupnya masing-masing.
Sumber :
Buku Pedoman Kesehatan Jiwa ( Pegangan Bagi Kader Kesehatan )
Kementrian Kesehatan RI, 2011.
Photo by Jurica Koletić on Unsplash |
Gangguan bipolar adalah gangguan mood dimana penderitanya
mengalami perubahan mood yang ekstrem antara manik ( senang sekali ) dan
depresi ( sedih sekali ). Di satu waktu seorang penderita bipolar bisa merasa
sangat gembira lalu di lain waktu merasa sedih bahkan sampai ingin bunuh diri.
Kedua hal yang sangat bertolak-belakang tersebut datang silih berganti, kadang
ada periode normal diantaranya.
WHO menyebutkan bahwa gangguan bipolar berada dalam urutan ke-6
dalam penyakit utama yang dapat menyebabkan disabilitas di seluruh dunia.
Sekitar 5,7 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan bipolar. Atau
sekitar 1% dari seluruh populasi di seluruh dunia. Sebanyak 25-50% penderita
gangguan bipolar pernah melakukan percobaan bunuh diri paling sedikit sekali selama
hidupnya.
Penyebab pasti gangguan bipolar belum diketahui. Diyakini bipolar
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu genetik, biologis, psikologis, dan
lingkungan. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan.
Gangguan bipolar dapat terlihat berbeda pada setiap orang.
Gejala bervariasi dalam pola, keparahan, dan frekuensi. Ada empat jenis episode
gangguan mood dalam gangguan bipolar : mania, hipomania, depresi, dan campuran.
Sedangkan untuk diagnosis, ada pedoman tersendiri selain melihat gejalanya.
Berikut adalah gejala-gejala setiap episode :
Mania
Gembira berlebihan
Mudah tersinggung
sehingga mudah marah
Merasa dirinya
sangat penting
Merasa kaya atau
memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain
Penuh ide dan
semangat
Cepat berpindah
dari satu ide ke ide lainnya
Seperti mendengar
suara yang orang lain tak dapat mendengar
Nafsu seksual
meningkat
Menyusun rencana
yang tidak masuk akal
Sangat aktif dan
bergerak sangat cepat
Berbicara sangat
cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan
Menghamburkan
uang
Membuat keputusan
aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan
Merasa sangat
mengenal orang lain
Mudah melempar
kritik terhadap orang lain
Sukar menahan
diri dalam perilaku sehari-hari
Sulit tidur
Hipomania
Hipomania adalah
bentuk lebih ringan dari mania. Orang-orang dalam keadaan hipomanik merasa gembira, energik,
dan produktif, tetapi mereka mampu meneruskan kehidupan mereka sehari-hari dan
mereka tidak pernah kehilangan kontak dengan realitas. Untuk yang lain, mungkin
tampak seolah-olah orang dengan hipomania hanyalah dalam suasana hati yang luar
biasa baik. Namun, hipomania dapat menghasilkan keputusan yang buruk yang
membahayakan hubungan, karier, dan reputasi. Selain itu, hipomania sering kali
dapat "naik" untuk
mania penuh dan terkadang dapat diikuti oleh episode depresi besar. Hipomania sulit untuk didiagnosis
karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan
mania. Gejalanya adalah :
Bersemangat dan
lebih berenergi
Banyak ide
Perhatian mudah
teralih
Meningkatnya
aktivitas
Pikiran menjadi
lebih tajam
Daya nilai berkurang
Percaya diri
meningkat
Menjadi lebih
kreatif
Bersikap optimis
Penurunan
kebutuhan untuk tidur
Depresi
Suasana
hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan
Sering
menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas
Kehilangan
minat untuk melakukan sesuatu
Tidak
mampu merasakan kegembiraan
Mudah
letih, tak bergairah, tak bertenaga
Sulit
konsentrasi
Merasa
tak berguna dan putus asa
Merasa
bersalah dan berdosa
Rendah
diri dan kurang percaya diri
Beranggapan
masa depan suram dan pesimistis
Berpikir
untuk bunuh diri
Hilang
nafsu makan atau makan berlebihan
Penurunan
berat badan atau penambahan berat badan
Sulit
tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan
Kehilangan
gairah seksual
Menghindari
komunikasi dengan orang lain
Campuran
Episode campuran
adalah dimana gejala manik dan depresi muncul bersamaan. Penderita bisa
merasakan energinya berlebih, banyak ide yang muncul, tetapi merasa putus asa
dan sedih. Keadaan seperti itu berbahaya karena seringkali penderita memiliki
keinginan untuk bunuh diri dan memiliki banyak tenaga untuk melakukannya.
Penderita juga seringkali menggunakan narkoba atau mengkonsumsi alkohol
berlebih untuk menenangkan dirinya.
Untuk
mendiagnosis seseorang menderita gangguan bipolar atau tidak, terdapat kriteria
atau pedoman diagnosisnya tersendiri. Bipolar tidak hanya sekedar mood yang
berubah. Tapi selain perubahan moodnya nyata, perubahan tersebut menimbulkan
penderitaan terhadap yang mengalaminya, serta membuat fungsi personal, sosial,
dan pekerjaannya terganggu.
Pada dasarnya,
ada dua tipe bipolar. Bipolar I terdiri dari paling tidak satu episode manik dan satu episode depresi.
Sedangkan bipolar II minimal satu episode hipomanik dan satu episode depresi.
Jika seseorang
memenuhi kriteria tersebut, bisa dikatakan ia menderita bipolar. Diagnosa
dilakukan oleh ahli seperti psikiater dan psikolog klinis. Nanti dalam
perjalanan penyakitnya, siklus, pola, durasi, dan frekuensinya bisa berubah.
Ada yang tetap mengalami manik dan depresi bergantian dalam durasi waktu yang
lama. Ada juga yang disebut rapid dan ultrarapid cycle dimana pergantian antara
manik dan depresi terjadi dalam waktu cepat seperti hitungan minggu atau hari.
Setiap penderita berbeda.
Dengan terapi
yang tepat, penderita bipolar bisa berfungsi normal tanpa merasakan gejala.
Gangguan bipolar tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol penuh walaupun
kemungkinan kambuh akan selalu ada. Jika anda, atau orang yang anda kenal
mengalami gejala bipolar, segera konsultasikan ke ahli. Psikiater dapat
mendiagnosis dan memberikan strategi terapi.
Terapi yang ideal
berupa obat dan non-obat. Mengapa perlu diobati, tujuannya untuk menurunkan
tingkat keparahan gejala dan mencegah resiko lebih jauh, memperpendek masa
sakit, mencegah kekambuhan, dan yang paling penting, adalah agar bisa berfungsi
normal kembali.
Sumber :
Mengenal Perasaan
Kita ( dipresentasikan dalam acara Kreasi Bipolar ) – dr. Hervita Diatri, Sp.KJ
Pedoman
Tatalaksana Gangguan Bipolar – Perhimpunan Dokter Spesialis Kejiwaan Indonesia