Powered by Blogger.
  • Home
  • About BCI
  • About Bipolar
    • Apa Itu Bipolar
    • Referensi
    • Articles
  • Events
  • Gallery
  • Join Us
facebook instagram

Bipolar Care Indonesia

Gambar diambil dari www.pexels.com

10 Cara Menjaga Kesehatan Mental Selain Minum Obat
Oleh : Vindy Ariella, S.Ked

Bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), minum obat merupakan salah satu terapi yang dapat dilakukan. Namun apakah minum obat menyelesaikan seluruh masalah? Belum tentu!

Pada dasarnya obat membantu ODGJ untuk meredakan gejala yang dirasakan, sehingga diharapkan dengan berkurangnya gejala, ODGJ dapat pulih perlahan dan kembali menjalani hidup dengan optimal. Namun dalam kehidupan kita, banyak masalah yang mungkin muncul kan. Seperti contoh, misalnya ODGJ sudah reda gejalanya, tetapi tidak bisa bekerja karena tidak memiliki skill tertentu atau jika sudah punya skill, sulit diterima kerja karena memiliki riwayat gangguan jiwa. Belum lagi masalah stigma yang diberikan oleh lingkungan bahkan keluarga sendiri. Selain itu masih banyak masalah lain seperti lingkungan yang kurang kondusif untuk mendukung ODGJ, kadang malah ODGJ berada di lingkungan yang toxic.

Untuk menghadapi masalah sehari-hari, perlu strategi tesendiri. Jika tidak bisa menghandle stress sehari-hari, ODGJ berpotensi untuk kambuh. Jika merasa tidak bisa mengatasi stres sendirian, cobalah minta bantuan orang yang dapat dipercaya atau mencari bantuan ahli seperti psikolog. Psikolog dapat memberikan psikoterapi untuk membantu ODGJ mencari solusi untuk masalah sehari-harinya. Baca lebih lanjut di https://www.bipolarcareindonesia.org/2019/04/selain-obat-bagaimana-cara-mengatasi.html untuk mengenal lebih lanjut jenis-jenis psikoterapi.

Selain psikoterapi, ODGJ juga harus menjaga kesehatan mentalnya dengan pola hidup yang baik. Bagaimana contohnya? Mari kita bahas bersama.

1.      Tidur Cukup
Kurang tidur dapat mempengaruhi suasana hati dan kesehatan fisik. Usahakan untuk tidur dengan durasi yang cukup (6-8 jam sehari), serta tidur dan bangun di jam yang sama setiap harinya. Jika masih merasa kesulitan tidur, coba terapkan “Sleep Hygiene”.


2.      Pola Makan Sehat
Usahakan untuk makan makanan sehat dan seimbang setiap harinya. Nutrisi memegang peran penting dalam pembentukan zat-zat kimia di otak. Dengan nutrisi yang cukup, maka kondisi fisik dan mental juga akan baik.

3.      Olahraga Cukup
Olahraga dapat mengeluarkan hormon bahagia yang dapat mengurangi stress. Jika dilakukan teratur, dapat mengurangi depresi dan perasaan tidak nyaman lainnya. Tidak perlu yang terlalu berat, berjalan kaki selama 30 menit sehari dapat dilakukan untuk permulaan.

4.      Meditasi Mindfulness
Meditasi sebenarnya bukan berarti semata-mata mengosongkan pikiran. Pikiran biasanya akan tetap muncul, namum kita bisa mencoba membiarkannya berlalu dan menjaga fokus kita pada pernapasan. Mindfulness sendiri merupkana konsep dimana yang menjadi fokus adalah detik ini, saat ini, sehingga tidak terbawa ke masa lalu atau masa depan. Banyak artikel mengenai mindfulness ini. Silakan cari referensinya.


5.      Berpikir dengan Bijak
Setiap manusia punya pikiran emosional dan rasional. Atau sederhananya logika dan perasaan. Nah perlu dilatih bagaimana bisa menyeimbangkan keduanya. Tak selalu harus berpikir yang positif saja. Sebuah peristiwa mungkin bisa memiliki sisi negatif yang tak bisa dihindari, karena itu rasional saja, tak perlu dipaksakan untuk merubahnya menjadi positif. Namun mencoba melihat sesuatu dari aspek yang lebih positif akan membantu kita berpikir lebih bijak. Jadi, cobalah perhatikan pikiran mana yang dominan dalam dirimu, dan coba membuatnya lebih seimbang serta bijak.

6.      Relaksasi atau Refreshing
Stress tidak bisa dihindari, namun bisa dikelola. Salah satunya adalah beristirahat sejenak dari rutinitas dan melakukan relaksasi atau refreshing agar pikiran dan tubuh bisa kembali segar, sehingga dapat menjalankan semuanya dengan optimal. Manfaatkan hari minggu untuk bersantai, me time, atau kegiatan menyenangkan lainnya.

7.      Hindari Alkohol, Rokok, dan Napza
Ketiganya memiliki potensi untuk memperburuk kondisi fisik maupun mental. Sebaiknya hindari ketiga hal tersebut. Jika sudah terlanjut mengkonsumsinya, kurangi pelan-pelan sampai bisa lepas, cari bantuan profesional jika perlu.

8.      Lakukan Kegiatan Bermanfaat untuk Orang Lain
Kadang kita terlalu fokus mengejar impian atau target untuk diri sendiri, sehingga lupa untuk bersosialisasi. Padahal, melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain dapat meningkatkan rasa berharga dalam diri dan manfaat positif lainnya. Coba untuk lakukan kegiatan sederhana yang bermanfaat bagi orang lain atau jika memungkinkan menjadi volunteer dalam sebuah organisasi/kegiatan.

9.      Bersyukur
Coba untuk mencatat hal apa saja yang dapat disyukuri setiap harinya. Buatlah ‘Gratitude Journal’ dan lihat manfaatnya. Selain membuat kita melihat hidup dari aspek yang lebih positif, bersyukur juga dapat menenangkan pikiran kita.

10.  Lakukan Hobi
Selain sibuk dengan kegiatan sehari-hari, jangan lupa untuk luangkan waktu untuk hobimu. Apapun itu, selama bermanfaat baik untuk dirimu, lakukanlah. Hal ini dapat membantu mengurangi stress.

Itulah 10 hal yang dapat membantu menjaga kesehatan mental selain obat-obatan. Mari sama-sama jaga kesehatan mental kita masing-masing. 






Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Miguel Á. Padriñán from Pexels

Automatic thoughts atau pikiran otomatis adalah pikiran yang secara otomatis muncul di kepala seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Pikiran ini berisi komentar terhadap hal yang terjadi dan apa yang diakukan. Pikiran ini selalu ada dan sangat penting karena mempengaruhi apa yang seseorang lakukan dan mempengaruhi apa yang dirasakan. Pikiran otomatis inilah yang seringkali membuat seseorang merasa cemas atau depresi. Oleh karena itu, mari kita kenali ciri pikiran otomatis yang ada pada diri kita.

1.      All or Nothing / Black and White Thinking
Dalam menilai sesuatu, pasti bagus sekali atau jelek sekali. Padahal tak ada yang benar-benar pasti, bisa saja sesuatu berada diantara bagus dan jelek. Contoh : Teman saya pernah satu kali tidak membalas chat maka ia jahat dan tidak peduli lagi dengan saya.
2.      Overgeneralization
Melihat satu peristiwa negatif seperti kegagalan yang tak akan berakhir. Contoh : Sekali gagal ujian matematika, lalu menganggap diri gagal juga dalam bidang lain.
3.      Mental Filter
Selalu melihat dari sisi negatif dan mengabaikan sisi positifnya. Contoh : Tidak ada lagi yang peduli pada saya (padahal setiap hari ada yang menanyakan kabar).
4.      Discounting The Positive
Tidak mempertimbangkan pencapaian atau sifat baik dalam diri. Contoh : Saya hanya seorang yang tidak berguna dan tidak memiliki keahlian apa-apa (padahal pernah juara di beberapa lomba).
5.      Mind Reading
Berasumsi bahwa orang lain menganggap saya negatif. Contoh : Penumpang lain di bus ini pasti menganggap saya jelek.
6.      Fortune Telling
Memprediksi bahwa hal buruk akan terjadi. Contoh : Saya pasti kalah di pertandingan bola nanti.
7.      Magnification The Negative
Melebih-lebihkan sesuatu. Contoh : Saya terjatuh di kantin, semua orang pasti melihat dan mengejek saya.
8.      Emotional Reasoning
Berpikir berdasarkan emosi yang dirasa. Contoh : Saya merasa seperti orang bodoh, iya saya benar-benar seorang yang bodoh.
9.      ‘Should’ Statement
Mengkritik diri sendiri / orang lain dengan kata ‘seharusnya’, ‘mestinya’, dll. Contoh : Mestinya saya tidak datang karena semua orang akan menganggap saya aneh.
10.  Labeling
Melabel diri dengan hal negatif. Contoh : Berbuat salah sekali, lalu mengangap diri sebagai sebuah kesalahan / kegagalan.
11.  Blame
Menyalahkan diri sendiri, orang lain, atau sesuatu. Contoh : Saya pasti berkata salah yang membuat dia kesal saya saya (padahal belum tentu dia kesal karena saya).

Setiap orang pasti pernah merasakan pikiran ini. Namun jika kita menyadari berbagai pikiran otomatis yang negatif ini, kita dapat mencoba menggunakan pikiran yang lebih seimbang dan rasional. Sehingga kita dapat mengambil sikap/keputusan lebih baik. Selain itu perasaan kita juga akan lebih nyaman.

Oleh : Vindy Ariella, S.Ked
Dari berbagai sumber

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Bipolar Care Indonesia

Commercial Photography

Merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang kesehatan jiwa, mewadahi penyintas bipolar, caregiver-nya, dan siapa saja yang peduli dengan bipolar. Melakukan edukasi, dukungan, dan aktivitas dengan bimbingan profesional maupun mandiri.

Categories

  • Articles
  • Events
  • Gallery

Follow Us

  • Instagram
  • Facebook

Pages

  • Home
  • About
  • Apa Itu Bipolar ?
  • Referensi
  • Join Us

Blog Archive

  • Feb 2022 (1)
  • Jan 2022 (1)
  • Jun 2021 (1)
  • Oct 2020 (2)
  • May 2020 (6)
  • Apr 2020 (1)
  • Mar 2020 (1)
  • Feb 2020 (2)
  • Jan 2020 (1)
  • Dec 2019 (5)
  • Nov 2019 (1)
  • Oct 2019 (2)
  • Sep 2019 (4)
  • Aug 2019 (1)
  • Jul 2019 (1)
  • Jun 2019 (1)
  • May 2019 (4)
  • Apr 2019 (6)
  • Mar 2019 (2)
  • Feb 2019 (3)
  • Jan 2019 (3)
  • Dec 2018 (2)
  • Nov 2018 (3)
  • Oct 2018 (3)
  • Sep 2018 (9)

Instagram

@bipolarcare.indonesia

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates