Apa Itu Bipolar ?
Photo by Jurica Koletić on Unsplash |
Gangguan bipolar adalah gangguan mood dimana penderitanya mengalami perubahan mood yang ekstrem antara manik ( senang sekali ) dan depresi ( sedih sekali ). Di satu waktu seorang penderita bipolar bisa merasa sangat gembira lalu di lain waktu merasa sedih bahkan sampai ingin bunuh diri. Kedua hal yang sangat bertolak-belakang tersebut datang silih berganti, kadang ada periode normal diantaranya.
WHO menyebutkan bahwa gangguan bipolar berada dalam urutan ke-6 dalam penyakit utama yang dapat menyebabkan disabilitas di seluruh dunia. Sekitar 5,7 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan bipolar. Atau sekitar 1% dari seluruh populasi di seluruh dunia. Sebanyak 25-50% penderita gangguan bipolar pernah melakukan percobaan bunuh diri paling sedikit sekali selama hidupnya.
Penyebab pasti gangguan bipolar belum diketahui. Diyakini bipolar disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu genetik, biologis, psikologis, dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan.
Gangguan bipolar dapat terlihat berbeda pada setiap orang. Gejala bervariasi dalam pola, keparahan, dan frekuensi. Ada empat jenis episode gangguan mood dalam gangguan bipolar : mania, hipomania, depresi, dan campuran. Sedangkan untuk diagnosis, ada pedoman tersendiri selain melihat gejalanya. Berikut adalah gejala-gejala setiap episode :
Mania
Gembira berlebihan
Mudah tersinggung sehingga mudah marah
Merasa dirinya sangat penting
Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain
Penuh ide dan semangat
Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya
Seperti mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengar
Nafsu seksual meningkat
Menyusun rencana yang tidak masuk akal
Sangat aktif dan bergerak sangat cepat
Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan
Menghamburkan uang
Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan
Merasa sangat mengenal orang lain
Mudah melempar kritik terhadap orang lain
Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari
Sulit tidur
Hipomania
Hipomania adalah bentuk lebih ringan dari mania. Orang-orang dalam keadaan hipomanik merasa gembira, energik, dan produktif, tetapi mereka mampu meneruskan kehidupan mereka sehari-hari dan mereka tidak pernah kehilangan kontak dengan realitas. Untuk yang lain, mungkin tampak seolah-olah orang dengan hipomania hanyalah dalam suasana hati yang luar biasa baik. Namun, hipomania dapat menghasilkan keputusan yang buruk yang membahayakan hubungan, karier, dan reputasi. Selain itu, hipomania sering kali dapat "naik" untuk mania penuh dan terkadang dapat diikuti oleh episode depresi besar. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejalanya adalah :
Bersemangat dan lebih berenergi
Banyak ide
Perhatian mudah teralih
Meningkatnya aktivitas
Pikiran menjadi lebih tajam
Daya nilai berkurang
Percaya diri meningkat
Menjadi lebih kreatif
Bersikap optimis
Penurunan kebutuhan untuk tidur
Depresi
Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan
Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas
Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu
Tidak mampu merasakan kegembiraan
Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga
Sulit konsentrasi
Merasa tak berguna dan putus asa
Merasa bersalah dan berdosa
Rendah diri dan kurang percaya diri
Beranggapan masa depan suram dan pesimistis
Berpikir untuk bunuh diri
Hilang nafsu makan atau makan berlebihan
Penurunan berat badan atau penambahan berat badan
Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan
Kehilangan gairah seksual
Menghindari komunikasi dengan orang lain
Campuran
Episode campuran adalah dimana gejala manik dan depresi muncul bersamaan. Penderita bisa merasakan energinya berlebih, banyak ide yang muncul, tetapi merasa putus asa dan sedih. Keadaan seperti itu berbahaya karena seringkali penderita memiliki keinginan untuk bunuh diri dan memiliki banyak tenaga untuk melakukannya. Penderita juga seringkali menggunakan narkoba atau mengkonsumsi alkohol berlebih untuk menenangkan dirinya.
Untuk mendiagnosis seseorang menderita gangguan bipolar atau tidak, terdapat kriteria atau pedoman diagnosisnya tersendiri. Bipolar tidak hanya sekedar mood yang berubah. Tapi selain perubahan moodnya nyata, perubahan tersebut menimbulkan penderitaan terhadap yang mengalaminya, serta membuat fungsi personal, sosial, dan pekerjaannya terganggu.
Pada dasarnya, ada dua tipe bipolar. Bipolar I terdiri dari paling tidak satu episode manik dan satu episode depresi. Sedangkan bipolar II minimal satu episode hipomanik dan satu episode depresi.
Jika seseorang memenuhi kriteria tersebut, bisa dikatakan ia menderita bipolar. Diagnosa dilakukan oleh ahli seperti psikiater dan psikolog klinis. Nanti dalam perjalanan penyakitnya, siklus, pola, durasi, dan frekuensinya bisa berubah. Ada yang tetap mengalami manik dan depresi bergantian dalam durasi waktu yang lama. Ada juga yang disebut rapid dan ultrarapid cycle dimana pergantian antara manik dan depresi terjadi dalam waktu cepat seperti hitungan minggu atau hari. Setiap penderita berbeda.
Dengan terapi yang tepat, penderita bipolar bisa berfungsi normal tanpa merasakan gejala. Gangguan bipolar tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol penuh walaupun kemungkinan kambuh akan selalu ada. Jika anda, atau orang yang anda kenal mengalami gejala bipolar, segera konsultasikan ke ahli. Psikiater dapat mendiagnosis dan memberikan strategi terapi.
Terapi yang ideal berupa obat dan non-obat. Mengapa perlu diobati, tujuannya untuk menurunkan tingkat keparahan gejala dan mencegah resiko lebih jauh, memperpendek masa sakit, mencegah kekambuhan, dan yang paling penting, adalah agar bisa berfungsi normal kembali.
Sumber :
Mengenal Perasaan Kita ( dipresentasikan dalam acara Kreasi Bipolar ) – dr. Hervita Diatri, Sp.KJ
Pedoman Tatalaksana Gangguan Bipolar – Perhimpunan Dokter Spesialis Kejiwaan Indonesia