Gambar diambil dari : https://health.clevelandclinic.org/4-myths-you-shouldnt-believe-about-bipolar-disorder/ |
Data Penyintas Gangguan Bipolar
oleh : dr. Eduardo Renaldo
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa berat yang prevalensi nya cukup tinggi yaitu 1%-2% dan merupakan penyebab disabilitas ke-6 di dunia. Menurut data WHO (2016), 60 juta orang terkena bipolar. Studi epidemiologi terbaru, terbesar, dan dirancang terbaik hingga saat ini merupakan survei dari National Comorbidity Survey-Replikasi - NCS-R (Kessler, McGonagle et al. 1994). Penelitian mengungkapkan tingkat prevalensi seumur hidup sebesar 1,0% untuk bipolar I, 1,1% untuk bipolar II, dan 2,4% untuk bipolar ambang (didefinisikan sebagai memiliki riwayat dari 2 episode hipomanik sub-ambang seumur hidupnya). Hasil ini menyebabkan prevalensi keseluruhan gangguan bipolar sebesar 4,4% pada populasi AS.
BP-II memiliki angka persistensi tertinggi dengan 73,2% diikuti dengan BP-I yakni (63,3%), dan Bipolar ambang diurutan ketiga dengan prevalensi 59,5%. NCS-R menunjukkan onset dari bipolar I berada pada usia 18, bipolar II berada pada usia 20, dan usia 22 untuk gangguan bipolar tanpa gejala klinis. The Early Development Stages of Psychopathology Study (EDSP) juga menunjukkan onset yang lebih muda. Rerata usia onset pada 14,8 tahun, mania 15,4 tahun, dan depresi mayor 17,9 tahun.
National Institue of Mental Health, menunjukkan prevalensi 2,8% pada orang dewasa yang memiliki prevalensi hampir serupa antara pria (2,9%) dan wanita (2,8%) dengan angka yang tertinggi terdapat pada kelompok usia 18-29 tahun yakni sebesar 4,7% jika dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
Temuan ini konsisten dengan penelitian terbaru pada gangguan bipolar pediatrik (Biederman). Hypomania tampaknya datang di awal kehidupan, dan dengan demikian menandai awal dari bentuk gangguan spektrum bipolar, sampai terjadinya episode manik atau depresi, yang kemudian akan menandai timbulnya gangguan bipolar I atau bipolar II. Menurut data dari National Comorbidity Survey Adolescent Supplement (NCS-A) prevalensi dari kelompok remaja berusia 13-18 tahun, didapatkan sebanyak 2.9% remaja mengalami gangguan bipolar, dan 2,6% diantaranya mengalami penurunan fungsi yang berat. Pada data ini juga ditemukan prevalensi gangguan bipolar yang lebih tinggi pada remaja wanita (3.3%) dibandingkan dengan remaja pria (2.6%).
CDC, melalui National Health Interview Survey mendapatkan sebanyak 1,7% diagnosis gangguan bipolar dengan sebanyak 1,9% adalah wanita dan 1,4% adalah pria dan kelompok usia 18-39 tahun merupakan kelompok usia dengan persentase tertinggi yakni 2,2%.
Prevalensi gangguan bipolar di Indonesia belum tercatat dalam Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Dilansir melalui Metro TV, berdasarkan data tahun 2007 di Indonesia, prevalensi penderita GB jumlahnya bervariasi, antara satu hingga empat persen dari populasi. Sementara, dari jenis GB, umumnya hanya satu persen. Secara prevalensi, baik pria maupun wanita di Indonesia memiliki perbandingan yang sama, yaitu satu persen. Sementara itu, prevalensi GB II lebih tinggi 0,1 persen dari GB I yang berjumlah satu persen.
BP-II memiliki angka persistensi tertinggi dengan 73,2% diikuti dengan BP-I yakni (63,3%), dan Bipolar ambang diurutan ketiga dengan prevalensi 59,5%. NCS-R menunjukkan onset dari bipolar I berada pada usia 18, bipolar II berada pada usia 20, dan usia 22 untuk gangguan bipolar tanpa gejala klinis. The Early Development Stages of Psychopathology Study (EDSP) juga menunjukkan onset yang lebih muda. Rerata usia onset pada 14,8 tahun, mania 15,4 tahun, dan depresi mayor 17,9 tahun.
National Institue of Mental Health, menunjukkan prevalensi 2,8% pada orang dewasa yang memiliki prevalensi hampir serupa antara pria (2,9%) dan wanita (2,8%) dengan angka yang tertinggi terdapat pada kelompok usia 18-29 tahun yakni sebesar 4,7% jika dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
Temuan ini konsisten dengan penelitian terbaru pada gangguan bipolar pediatrik (Biederman). Hypomania tampaknya datang di awal kehidupan, dan dengan demikian menandai awal dari bentuk gangguan spektrum bipolar, sampai terjadinya episode manik atau depresi, yang kemudian akan menandai timbulnya gangguan bipolar I atau bipolar II. Menurut data dari National Comorbidity Survey Adolescent Supplement (NCS-A) prevalensi dari kelompok remaja berusia 13-18 tahun, didapatkan sebanyak 2.9% remaja mengalami gangguan bipolar, dan 2,6% diantaranya mengalami penurunan fungsi yang berat. Pada data ini juga ditemukan prevalensi gangguan bipolar yang lebih tinggi pada remaja wanita (3.3%) dibandingkan dengan remaja pria (2.6%).
CDC, melalui National Health Interview Survey mendapatkan sebanyak 1,7% diagnosis gangguan bipolar dengan sebanyak 1,9% adalah wanita dan 1,4% adalah pria dan kelompok usia 18-39 tahun merupakan kelompok usia dengan persentase tertinggi yakni 2,2%.
Prevalensi gangguan bipolar di Indonesia belum tercatat dalam Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Dilansir melalui Metro TV, berdasarkan data tahun 2007 di Indonesia, prevalensi penderita GB jumlahnya bervariasi, antara satu hingga empat persen dari populasi. Sementara, dari jenis GB, umumnya hanya satu persen. Secara prevalensi, baik pria maupun wanita di Indonesia memiliki perbandingan yang sama, yaitu satu persen. Sementara itu, prevalensi GB II lebih tinggi 0,1 persen dari GB I yang berjumlah satu persen.
Daftar Pustaka
1. Amir N. Gangguan mood bipolar kriteria diagnostic dan tatalaksana dengan obat antipsikotika atipik. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2010
2. http://www.depkes.go.id/article/print/2292/balitbangkes-paparkan-hasil-the-global-burden-of-disease.html
3. https://www.bipolarlab.com/index.php?option=com_content&view=article&id=55:15-prevalence-and-age-of-onset-bipolar-disorders-in-the-general-population&catid=21:bipolar&Itemid=77
4. Ayano G. Bipolar Disorder: A concise overview of etiology, epidemiology diagnosis and management: Review of literatures. Ethiopia: Symbiosis. 2016.
5. Wittchen HU, Muhlig S, Pezawas L. Natural course and burden of bipolar disorders. International Journal of Neuropsychopharmacology. 2003.
6. https://www.nimh.nih.gov/health/statistics/bipolar-disorder.shtml
7. Biederman, J. 2006. Pediatric Bipolar Disorder: The Promise of Psychopharmacotherapy. In: Akiskal, H. S. & Tohen, M. (eds.) Bipolar psychopharmacotherapy: Caring for the patient. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons Inc.
8. MMWR. Mental illness surveillance among adults in the United States. CDC. 2011
9. http://rona.metrotvnews.com/kesehatan/Dkqjoy6K-prevalensi-penderita-gangguan-bipolar-di-indonesia
1. Amir N. Gangguan mood bipolar kriteria diagnostic dan tatalaksana dengan obat antipsikotika atipik. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2010
2. http://www.depkes.go.id/article/print/2292/balitbangkes-paparkan-hasil-the-global-burden-of-disease.html
3. https://www.bipolarlab.com/index.php?option=com_content&view=article&id=55:15-prevalence-and-age-of-onset-bipolar-disorders-in-the-general-population&catid=21:bipolar&Itemid=77
4. Ayano G. Bipolar Disorder: A concise overview of etiology, epidemiology diagnosis and management: Review of literatures. Ethiopia: Symbiosis. 2016.
5. Wittchen HU, Muhlig S, Pezawas L. Natural course and burden of bipolar disorders. International Journal of Neuropsychopharmacology. 2003.
6. https://www.nimh.nih.gov/health/statistics/bipolar-disorder.shtml
7. Biederman, J. 2006. Pediatric Bipolar Disorder: The Promise of Psychopharmacotherapy. In: Akiskal, H. S. & Tohen, M. (eds.) Bipolar psychopharmacotherapy: Caring for the patient. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons Inc.
8. MMWR. Mental illness surveillance among adults in the United States. CDC. 2011
9. http://rona.metrotvnews.com/kesehatan/Dkqjoy6K-prevalensi-penderita-gangguan-bipolar-di-indonesia