Gangguan Jiwa


Apa yang muncul di benak anda saat mendengar “gangguan jiwa” ? Mungkin ada yang menjawab gila, stress, kerasukan setan dan lainnya. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa ? Siapa yang bisa mengalami gangguan jiwa ? Mengapa bisa terjadi ? Bagaimana gejalanya ? Apakah bisa diobati ? Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai gangguan jiwa, kita harus mengerti konsep sehat jiwa.

Orang yang sehat jiwanya, secara umum ditandai dengan :

- Perasaan sehat dan bahagia

- Mampu menghadapi tantangan hidup
- Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
- Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain

Jadi, kesehatan jiwa meliputi bagaimana perasaan seseorang terhadap dirinya, orang lain, dan bagaimana ia mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-harinya. Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan semua orang.

Lalu, apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa ? Gangguan jiwa adalah gangguan yang ditandai oleh terganggunya pikiran, perasaan, atau tingkah laku. Gangguan tersebut menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari ( personal, sosial, pekerjaan ) baik bagi penderitanya maupun lingkungan.

Gangguan jiwa dapat mengenai siapa saja, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial ekonomi. Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi maupun lemah iman. Banyak masyarakat yang belum mengerti konsep sehat jiwa dan gangguan jiwa, sehingga muncul kepercayaan atau mitos yang salah. Pada akhirnya timbulah stigma negatif kepada penderita gangguan jiwa, yang memperburuk keadaan dan proses pemulihan dari penderitanya.

Mengapa bisa terjadi gangguan jiwa ? Sampai saat ini, penyebab pasti dari gangguan jiwa belum diketahui. Tetapi para ilmuwan terus melakukan penelitian-penelitian yang perlahan mengungkap apa yang bisa menjadi penyebab gangguan jiwa. 3 faktor yang berkontribusi menyebabkan gangguan jiwa adalah :

- Keturunan ( genetik ) dan biologi ( ketidakseimbangan zat kimia di otak dan perubahan 

  struktur otak
- Psikologis
- Lingkungan dan situasi kehidupan sosial

Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi atau terjadi bersamaan sehingga timbulah gangguan jiwa. Lalu bagaimana gejalanya ?

Gangguan Pikiran


Contoh dari gangguan pikiran adalah :

- Pikiran yang berulang-ulang

- Pikiran tentang sakit dan penyakit yang berlebihan
- Pikiran tentang ketakutan yang tidak masuk akal ( irasional )
- Waham ( suatu keyakinan atau kepercayaan yang keliru atau salah, tidak konsisten dengan 
  kecerdasan dan latar belakang budaya penderita, dan tidak bisa diubah walaupun sudah 
  dibawa ke penalaran dan kearah fakta ). Misalnya, merasa dirinya adalah agen FBI yang 
  ditunjuk Tuhan untuk memata-matai pejabat negara.
- Gangguan persepsi ( halusinasi ) yaitu mendengar suara bisikan atau melihat bayang-
  bayang yang tidak ada obyeknya. Misalnya, mendengar suara-suara yang memerintahkan 
  penderita untuk menghancurkan isi rumahnya.

Gangguan Perasaan

Contoh dari gangguan perasaan adalah :

- Cemas berlebihan dan tidak masuk akal

- Sedih yang berlarut-larut
- Gembira yang berlebihan
- Marah yang tidak beralasan

Gangguan Tingkah Laku

Contoh dari gangguan tingkah laku adalah :

- Gaduh gelisah, mengamuk

- Perilaku yang terus diulang
- Perilaku yang kacau ( tanpa busana, menarik diri, dll )
- Gangguan perkembangan pada anak ( kesulitan belajar, gangguan berbahasa, tidak bisa 
  diam, tidak dapat bergaul, dll )

Gejala-gejala yang disebutkan diatas menjadi penderitaan atau keluhan tersendiri. Misalnya, menjadi sulit atau terlalu banyak tidur dan makan, sulit berkonsentrasi, pusing, tegang, sakit kepala, berdebar-debar, keringat dingin, sakit ulu hati, mual, muntah, berkurangnya gairah kerja dan gairah seksual, dll.

Selain itu, fungsi pekerjaan dan sosialnya juga terganggu. Misalnya, sering melakukan kesalahan pada pekerjaan, sering bolos sekolah, prestasi sangat menurun, pekerjaan tidak selesai-selesai, hasil kerja tidak sempurna, sering ditegur atasan, sering bentrok dengan rekan kerja, tidak ingin bertemu dengan orang lain, menarik diri dari pergaulan, dll.

Berikut adalah beberapa jenis gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat :

Skizofrenia


Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang banyak terdapat dalam masyarakat dan sering dikonotasikan dengan keadaan gila. Skizofrenia termasuk dalam gangguan psikotik. Gangguan psikotik adalah gangguan yang ditandai dengan hilangnya kemampuan menilai realita, terdapat waham dan halusinasi. Tetapi, tidak semua gangguan psikotik adalah skizofrenia. Gejala yang sering ditemukan pada pasien skizofrenia antara lain terdapat waham dan halusinasi, tingkah laku yang terganggu atau kacau, dan disertai gangguan emosi atau perasaan ( emosinya datar ). Gejala-gejala tersebut biasanya muncul di usia dewasa muda. Jika tidak ditangani dengan baik, maka perjalanan penyakitnya bisa semakin buruk. Jika ditangani dengan benar dari awal, gejala bisa berkurang dan berangsur membaik walaupun ada yang meninggalkan gejala sisa. Penderita skizofrenia masih bisa tetap produktif. Banyak penderita skizofrenia yang berobat dengan teratur, lalu sekarang bisa hidup normal seperti biasa, bekerja dan berkeluarga.

Depresi


Sedih adalah hal yang pasti semua orang pernah rasakan. Bagaimana seseorang dikatakan sampai depresi ? Seseorang dikatakan depresi jika kesedihan tersebut begitu mendalam, menetap selama minimal 2 minggu, mengalami rasa tertekan yang begitu beratnya, sehingga yang bersangkutan terganggu fungsinya dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti kuliah atau kerja.  Gejala dasar depresi pertama adalah tertekannya perasaan. Hal ini terlihat dari tidak peduli terhadap dirinya, mudah menangis, hilangnya minat terhadap hal yang menyenangkan. Kedua, sulit berpikir. Diperlihatkan dalam sikap acuh tak acuh dan susah untuk konsentrasi. Ketiga, kelambatan psikomotor. Yaitu, gerakannya lambat dan tidak bergairah, biasa terlihat dalam tingkah lakunya. Seseorang yang mengalami depresi seringkali diremehkan oleh lingkungannya, diminta untuk melawan perasaannya atau banyak ibadah. Tidak semudah itu untuk bangkit dari depresi. Perlu konsultasi kepada yang ahli untuk membantu penderita depresi bangkit. Selain itu, pengertian dan dukungan lingkungan juga merupakan faktor yang penting dalam pemulihan depresi selain bantuan obat dan psikoterapi.

Bipolar


Jika depresi gejalanya adalah kesedihan yang mendalam, maka bipolar adalah gabungan dari depresi dan manik ( gembira berlebihan ), sesuai dengan namanya. Bi = dua. Polar = kutub. Bipolar = dua kutub, yaitu manik dan depresi. Manik dan depresi tersebut datang silih berganti dalam periode, frekuensi, dan pola yang bisa berbeda-beda tiap orangnya, kadang ada periode normal diantaranya. Gangguan ini belum banyak dikenal orang. Padahal gangguan ini bisa menyebabkan penurunan produktivitas, masalah dalam hubungan dengan orang lain, kehilangan yang cukup banyak dalam ekonomi, dan resiko yang tinggi untuk melakukan tindakan berbahaya baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Seperti apa manik itu ? Pada dasarnya manik adalah kondisi dimana perasaan atau mood seseorang meningkat. Merasa senang berlebihan, minat dan ide yang sangat banyak, berenergi atau semangat, dan cenderung tidak bisa diam. Keadaan tersebut minimal bertahan selama 4 hari. Gambaran lain dari manik adalah biasanya seseorang yang manik banyak bicara ( kadang susah disela saat bicara ), hiperaktif, mudah marah, bicara jadi lebih lantang, cepat, dan sulit dimengerti. Seringkali juga pembicaraannya loncat-loncat dari satu hal ke hal yang lain. Seseorang yang manik sangat mudah dialihkan perhatiannya, kepercayaan diri dan optimismenya tinggi, kadang disertai waham ( misalnya merasa dirinya orang paling kaya di dunia ). Tidak hanya itu, seseorang yang manik juga bisa merugikan dirinya sendiri seperti melakukan tindakan sembrono tanpa berpikir panjang ( kebut-kebutan, seks bebas ), investasi bisnis dimana-mana tanpa perhitungan karena sangat yakin akan sukses, membagi-bagikan uang, belanja berlebihan, dll. Selain manik, ada istilah hipomanik. Yaitu sebutan untuk episode manik yang lebih ringan. Jika digambar grafik, gunung hipomanik tidak setinggi manik. Tapi bisa meningkat menjadi manik. Ada juga istilah campuran ( mixed ) dimana manik dan depresi terjadi dalam waktu bersamaan. Atau ada istilah siklus cepat untuk manik dan depresi yang bergantian sangat cepat selama perjalanan penyakitnya. Berada dalam pergantian mood yang ekstrem seperti manik dan depresi tentu tidak mudah. Tetapi dengan penanganan yang tepat yaitu kombinasi dari terapi obat, psikoterapi, dan dukungan lingkungan, penderita bipolar bisa berfungsi normal tanpa gejala, walaupun kemungkinan untuk kambuh tetap ada. Bipolar lebih dari sekedar ‘moody’. Penderitanya perlu pertolongan dan dukungan.

Gangguan Cemas



Yang dimaksud gangguan cemas adalah rasa cemas yang berlebihan, tidak masuk akal, misalnya cemas akan terjadi sesuatu yang tak menyenangkan, padahal tidak ada yang perlu dicemaskan. Selain dari gejala diatas, terdapat pula gejala kecemasan atau ketegangan seperti ketegangan mental dan fisik. Ketegangan mental misalnya bingung, rasa tegang, gugup, dan sulit memusatkan perhatian. Ketegangan fisik misalnya gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak bisa santai. Ada juga gejala fisik seperti pusing, berkeringat, denyut jantung cepat atau keras, mulut kering, dan nyeri perut. Didalam gangguan cemas dibagi lagi menjadi fobia, gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif, dll. Sebagai contoh, seseorang sedang berbelanja di supermarket, lalu ia terpisah dengan temannya. Tiba-tiba ia merasa ketakutan, asing dengan dunianya, berdebar, keringat dingin, takut sesuatu buruk akan menimpa dirinya, pusing, dan seperti ingin pingsan. Ia khawatir berlebihan akan hal yang tidak masuk akal, padahal jika terpisah dengan temannya di supermarket bisa dihubungi lewat handphone atau menunggu di kasir dan sebagainya. Serangan ini disebut gangguan panik jika terjadi berkali-kali dan serangannya berat dalam 1 bulan.

Psikosomatik


Psikosomatik adalah keluhan fisik yang didasari adanya proses psikologis yang berkaitan dengan mekanisme adaptasi stres di sistem otak terutama di bagian bernama Hipotalamus serta jalurnya yang menuju organ penghasil hormon-hormon tubuh. Pada suatu kondisi stres yang berlangsung lama, daya tahan adaptasi manusia terhadap stres berkurang sehingga mengaktifkan sistem ‘alarm’ stres di otak yang berkaitan dengan hormon stres ( kortisol ), adrenalin, serta sistem saraf yang mengatur kerja organ-organ tubuh. Karena itu gejala yang timbul adalah gejala-gejala fisik, walaupun tidak ditemukan kelainan jika dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan seperti rekam jantung, USG, dll. Semuanya merupakan proses psikologis yang berkaitan dengan sistem hormonal dan zat kimia otak pengatur organ-organ tubuh. Banyak orang mengeluh sakit ini itu yang tidak sembuh-sembuh, bolak-balik ke dokter untuk keluhan yang sama, menghabiskan biaya besar untuk berbagai cek laboratorium, tapi hasilnya normal. Jika seperti itu perlu dipikirkan apakah ada stres berkepanjangan yang bisa jadi merupakan sumber dari keluhan itu. Dan kadang stresnya tidak harus berupa hal yang jelas. Untuk kasus-kasus psikosomatis, seringkali dokter memberikan obat yang memang berpotensi menyebabkan ketergantungan. Karena itu, sebaiknya konsultasikan kepada dokter yang ahli dalam menangani kasus psikosomatis yaitu dokter spesialis kejiwaan  ( psikiater ). Selain mengerti masalah kejiwaan, psikiater juga mengerti dan biasa menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis terkontrol dan pemberiannya selalu dipantau. Biasanya bukan merupakan obat untuk selamanya, tetapi hanya digunakan sementara dan ada waktu maksimalnya agar tidak menimbulkan efek ketergantungan. Memang ketergantungan obat merupakan salah satu alasan mengapa banyak orang tidak mau mencari pertolongan dari psikiater. Padahal pada dasarnya tidak ada seorang psikiater yang ingin mencelakai pasiennya. Pasien-pasien gangguan jiwa memang butuh obat untuk menyeimbangkan zat kimia di otaknya. Dan setiap pasien berbeda. Semua akan berjalan baik jika rutin berkonsultasi.

Kira-kira seperti itu gambaran beberapa jenis gangguan jiwa yang biasa ditemukan. Gangguan jiwa dapat diobati, apalagi jika diketahui sejak awal. Perhatikan tingkah laku anggota keluarga atau teman, jika ada perubahan, segera telusuri, apakah ada sesuatu yang menyebabkannya.

Konsultasikan kepada ahlinya jika menemukan keluarga, teman, kerabat yang mengalami gangguan jiwa. Psikolog membantu memahami perilaku manusia, apapun bentuk perilaku itu. Psikolog mempelajari bagaimana manusia berpikir, bagaimana perasaan manusia, dan bagaimana seseorang menunjukan perilaku ketika menghadapi situasi tertentu. Psikolog membantu dengan percakapan konseling agar orang yang mengalami masalah itu menjadi lebih mengenal dirinya dan mengerti permasalahannya. Jika menurut psikolog masalahnya menyangkut gangguan kejiwaan, maka yang dinilai lebih ahli untuk menangani adalah psikiater. Psikiater adalah dokter yang mengambil spesialis kesehatan jiwa. Psikiater berhak memberi obat-obatan yang diperlukan penderita gangguan jiwa jika memang dianggap perlu dan bisa memberikan psikoterapi.

Adanya pikiran atau perasaan yang mengganggu dapat membebani seseorang. Apabila ada yang mau mendengarkan, berbagi rasa, berbagi cerita, lalu membantu menyelesaikan sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya, akan sangat menolong. Perhatian dan kepedulian adalah bantuan yang diperlukan untuk mereka yang mengalami gangguan jiwa. Mari tingkatkan kepeduliaan kita untuk kesehatan jiwa.. ( VA )


Sumber :
Buku Pedoman Kesehatan Jiwa – Kementerian Kesehatan RI
Pengantar Psikiatri – dr. Hervita Diatri, Sp.KJ
Mengenal Perasaan Kita – dr. Hervita Diatri, Sp.KJ
Tanda dan Gejala Klinis Psikiatri – dr. Hervita Diatri, Sp.KJ dan dr. Suryo Dharmono, Sp.KJ
Psikosomatis, Apakah Itu Berbahaya ? – dr. Andri, Sp.KJ
Gangguan Alam Perasaan – Prof. Dr. H. Ayub Sani Ibrahim, Sp.KJ ( K )
Skizofrenia, Spitting Personality - Prof. Dr. H. Ayub Sani Ibrahim, Sp.KJ ( K )
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III – dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Psikolog, Sahabat Sejati Dalam Suka dan Duka – Aril Halida, M.Psi


BIPOLAR CARE INDONESIA

RAISE mental health awareness, CARE for each other, TOGETHER for better life.                  

You May Also Like

0 comments