Automatic Negative Thoughts
Photo by Miguel Á. Padriñán from Pexels
Automatic thoughts atau
pikiran otomatis adalah pikiran yang secara otomatis muncul di kepala seseorang
dalam kehidupan sehari-hari. Pikiran ini berisi komentar terhadap hal yang
terjadi dan apa yang diakukan. Pikiran ini selalu ada dan sangat penting karena
mempengaruhi apa yang seseorang lakukan dan mempengaruhi apa yang dirasakan.
Pikiran otomatis inilah yang seringkali membuat seseorang merasa cemas atau
depresi. Oleh karena itu, mari kita kenali ciri pikiran otomatis yang ada pada
diri kita.
1. All or Nothing / Black and White Thinking
Dalam menilai sesuatu, pasti bagus sekali atau jelek sekali. Padahal tak
ada yang benar-benar pasti, bisa saja sesuatu berada diantara bagus dan jelek.
Contoh : Teman saya pernah satu kali tidak membalas chat maka ia jahat dan
tidak peduli lagi dengan saya.
2. Overgeneralization
Melihat satu peristiwa negatif seperti kegagalan yang
tak akan berakhir. Contoh : Sekali gagal ujian matematika, lalu menganggap diri
gagal juga dalam bidang lain.
3. Mental Filter
Selalu melihat dari sisi negatif dan mengabaikan sisi positifnya. Contoh
: Tidak ada lagi yang peduli pada saya (padahal setiap hari ada yang menanyakan
kabar).
4. Discounting The Positive
Tidak mempertimbangkan pencapaian atau sifat baik dalam diri. Contoh :
Saya hanya seorang yang tidak berguna dan tidak memiliki keahlian apa-apa
(padahal pernah juara di beberapa lomba).
5. Mind Reading
Berasumsi bahwa orang lain menganggap saya negatif. Contoh
: Penumpang lain di bus ini pasti menganggap saya jelek.
6. Fortune Telling
Memprediksi bahwa hal buruk akan terjadi. Contoh : Saya pasti kalah di
pertandingan bola nanti.
7. Magnification The Negative
Melebih-lebihkan sesuatu. Contoh : Saya terjatuh di kantin, semua orang
pasti melihat dan mengejek saya.
8. Emotional Reasoning
Berpikir berdasarkan emosi yang dirasa. Contoh : Saya merasa seperti
orang bodoh, iya saya benar-benar seorang yang bodoh.
9. ‘Should’ Statement
Mengkritik diri sendiri / orang lain dengan kata ‘seharusnya’, ‘mestinya’,
dll. Contoh : Mestinya saya tidak datang karena semua orang akan menganggap
saya aneh.
10. Labeling
Melabel diri dengan hal negatif. Contoh : Berbuat salah sekali, lalu
mengangap diri sebagai sebuah kesalahan / kegagalan.
11. Blame
Menyalahkan diri sendiri, orang lain, atau sesuatu. Contoh : Saya pasti
berkata salah yang membuat dia kesal saya saya (padahal belum tentu dia kesal
karena saya).
Setiap orang pasti pernah merasakan pikiran ini. Namun
jika kita menyadari berbagai pikiran otomatis yang negatif ini, kita dapat
mencoba menggunakan pikiran yang lebih seimbang dan rasional. Sehingga kita
dapat mengambil sikap/keputusan lebih baik. Selain itu perasaan kita juga akan
lebih nyaman.
Oleh : Vindy Ariella, S.Ked
Dari berbagai sumber
|
0 comments